Sabtu 15 februari 2019 merupakan Kunjungan Pertama kami ke rumah ibu Muspira. Ibu Muspira merupakan ibu hamil kami yang baru karena ibu hamil kami yang sebelumnya telah pindah rumah dan tidak dapat dihubungi sehingga ibu bidan yang bertugas di puskesmas Pattingalloang menggantikan dengan yang baru.Saat berada di puskesmas Ibu bidan memperkenalkan kami dengan Ibu Muspira yang kebetulan pada
kunjunganantenatal care dapat dilakukan pada. Trimester 1 : dua kali pada kehamilan 11 minggu. Trimester 2 : satu kali pada usia kehamilan 12 minggu sampai 24 minggu. Trimester 3 : tiga kali pada usia kehamilan di atas 24 minggu sampai 40 minggu. adapun asuhan standar antenatal care adalah 10T.
dilakukankunjungan ke rumah atau layanan daring. Di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Maros, kader dan tenaga kesehatan melakukan kunjungan ke rumah terutama untuk memantau ibu hamil dengan risiko tinggi (risti). Sementara itu, di Kabupaten Badung, kunjungan ke rumah oleh kader tidak dilakukan karena ada ambulans keliling di setiap
Cakupankunjungan ibu hamil K4 (cakupan K4) merupakan salah satu indikator dari Standar Pelayanan Minimal dan salah satu indikator pada MDG,s. Pelayanan ibu hamil dalam kontek K4 menggambarkan tingkat perlindungan pada ibu hamil di suatu wilayah, dan menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program Kesehatan Ibu dan Anak.
. por Published quinta-feira, 25 de janeiro, 2018 at 112 am Updated quinta-feira, 8 de julho, 2021 at 643 pm Em Ontário, depois que o bebê nasce, a primeira consulta é nos 2 primeiros dias depois de ter alta do hospital. Como fui atendida por midwife, ela voltou ao hospital quando minha pequena tinha 1 dia de vida, e depois veio à minha casa para mais 2 consultas, a primeira um dia depois de termos alta, e a segunda, uma semana depois. Depois disso ainda levei minha bebê ao meu médico de família e para as consultas de rotina chamadas de well baby visits que acontecem aos 2, 4, 6, 9, 12, 15, 18 e 24 meses, eu levei na pediatra. Depois dos 2 anos, as visitas são anuais até os 5 anos, e entre os 5 e 18 anos, são a cada 1 ou 2 anos. São consultas bem rápidas, levam 15-20 minutos. Aqui você pode escolher entre o seu médico de família ou um pediatra para o acompanhamento do seu bebê. Eu preferi uma pediatra, e ela vai acompanhar minha filha até os 18 anos. O calendário de vacinação é um pouco diferente do Brasil. Essa planilha facilita a visualização dessas diferenças Links Úteis Calendário de Well Child visits Ontario’s Routine Immunization Schedule
Dipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Jan 5, 2022 Tinjau pada Mei 1, 2019 Waktu baca 3 menit Bagi ibu hamil apalagi hamil anak pertama biasanya cukup bingung tentang jadwal pemeriksaan kehamilan yang harus dijalani. Jadwal pemeriksaan kehamilan atau disebut juga Antenatal Care ANC dapat bervariasi tergantung dokter kandungan yang menangani. Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan? Akan tetapi, WHO dan Kementerian Kesehatan RI sangat menyarankan agar setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4-8 kali pertemuan. Jadwal pemeriksaan kehamilan tersebut dapat terbagi menjadi 1 kali pada trimester pertama kehamilan1 kali pada trimester kedua kehamilan2 kali pada trimester ketiga kehamilan Jika kondisi kandungan ingin terus dipantau secara optimal, ibu hamil juga bisa melakukan cek kandungan sebanyak 8 kali selama kehamilan yang terbagi menjadi 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, setiap 2 minggu sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan. Jadwal pemeriksaan kehamilan berdasarkan usia kehamilan Usia 8-12 minggu Usia kehamilan 8-12 minggu merupakan tahap awal kunjungan pemeriksaan kehamilan. Untuk pemeriksaan awal, ibu hamil akan ditanya mengenai riwayat kesehatan secara menyeluruh, mulai dari diri sendiri hingga riwayat keluarga. Hal ini termasuk pemeriksaan fisik, berupa pemeriksaan panggul, pemeriksaan laboratorium, seperti tes golongan darah dan hemoglobin Hb, skrining infeksi menular seksual, dan tes urine. Jika Anda tidak ingat pasti kapan Hari Pertama Haid Terakhir HPHT, maka pemeriksaan USG akan dianjurkan untuk membantu menentukan berapa usia kehamilan serta perkiraaan tanggal persalinan. Usia 15 sampai 20 minggu Pada periode ini, Anda akan disarankan untuk periksa USG kehamilan antara 18 dan 20 minggu guna melihat organ-organ janin dan mengukur pertumbuhan janin dan plasenta. Usia 27 atau 28 minggu Pada periode usia kehamilan 27-28 minggu, Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes glukosa darah untuk menyaring ada tidaknya diabetes gestational. Hemoglobin mungkin juga diperiksa ulang. Beberapa penyedia melakukan pemeriksaan panggul. Usia 28-36 minggu Setelah 28 minggu, kunjungan prenatal terus dilakukan dan lebih sering yakni setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu. Dokter atau bidan akan terus mencatat pertumbuhan janin, mendengarkan detak jantung janin, dan akan memeriksa posisi janin. Usia 36 minggu Pada jadwal pemeriksaan kehamilan minggu ke-36, bidan atau dokter akan melakukan pemeriksaan panggul. Skrining tes untuk infeksi menular seksual dapat diulang pada kunjungan ini. Pemeriksaan lain ketika memasuki usia kehamilan ini termasuk posisi dan ukuran janin. Jika kepala janin tidak berada di bawah, bidan atau dokter biasanya menyarankan latihan agar janin mengubah posisinya, atau menyarankan manipulasi fisik yang disebut versi eksternal. Usia 36 sampai 40 minggu Pemantauan berat badan dan tekanan darah, dan ukuran janin, posisi, dan detak jantung janin. Dokter atau bidan mungkin juga memeriksa leher rahim Anda untuk melihat pelebaran. Usia kehamilan di atas 40 minggu Apabila kehamilan melewati tanggal taksiran persalinan, dokter mungkin menawarkan pengujian "post-dates", termasuk tes nonstress, USG, dan profil biofisik untuk selanjutnya perlu dilakukan tindakan atau sekedar observasi. Agar kehamilan Anda optimal lakukan tips berikut Lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan teratur Bagi suami gunakan kondom ketika berhubungan dengan istri yang sedang hamil Jangan merokok, minuman beralkohol dan obat-obatan kecuali obat yang dianjurkan dokter selama kahamilan Sejak trimester pertama minumlah suplemen asam folat 2800 mcg 2,8mg dan besi Fe elemental 120 mg sekali sehari Sejak trimester kedua tambahkan suplemen kalsium 1,5-2 gr guna mencegah angka kejadian preeklampsia Vaksinasi atau suntik tetanus toksoid TT, dua kali dengan jarak antar pemberian 1 bulan 4 minggu Mengikuti senam hamil,yoga atay berenang Pertambahan berat badan harus sesuai dengan arahan dokter dan ahli gizi Hindari pemakaian cairan pembersih vagina douching atau memasukkan jari ke dalam vagina saat membersihkannya Kurangi konsumsi kafein 300mg per hari Jangan menggunakan sepatu berhak tinggi Lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala sesuai jadwal pemeriksaan kehamilan supaya Anda dan janin Anda selalu sehat hingga hari persalinan tiba. 8 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
83% found this document useful 6 votes7K views2 pagesOriginal TitleSOP Kunjungan Rumah © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?83% found this document useful 6 votes7K views2 pagesSOP Kunjungan Rumah BumilOriginal TitleSOP Kunjungan Rumah to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH A. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat B. LATAR BELAKANG Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan. Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. C. TUJUAN - Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari-hari - Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu - Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui perkiraan persalinan - Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi - Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan kehamilannya - Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan persalinanya dengan tenaga kesehatan D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Pencatatan hasil pelayanan Antenatal Care - Memberikan pelayanan tindak lanjut - Menentukan faktor resiko ibu hamil E. CARA PELAKSANAAN - Kegiatan pemeriksaan bumil di rumah ibu hamil - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah Bumil Resti dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bumil dari umur 0 minggu – 40 minggu yang beresiko tinggi. G. JADWAL kunjungan rumah ditentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, target persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan rumah bumil resti dapat tercapai, cakupan target bumil terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada bumil resti. J. Dokumen Terkait - Format laporan bulanan - Buku rekapan Bidan - Buku KIA KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESTI UPTD Puskesmas Lampung Timur Sri Bhawono Nomor 000/ /pkm-2101 / / 2016 SOP Terbitke - - u Halaman DitetapkanKepala 1 TTD, UPTD Puskesmas Sri Bhawono Nam Suwanto, SKM., a 19730402 NIP 199703 1 004 1 Pengertian Kunjungan rumah kepada ibu hamil resiko tinggi sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. 2 Tujuan Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal. Serta untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. 3 Kebijakan SK Ka UPTD tentang kunjungan rumah ibu hamil resti 4 Referensi Buku KIA 5 Langkah- Alat dan bahan langkah/ Prosedur 1. 2. 3. 4. 5. Alat tulis Buku kohort ibu Buku kohort bayi Dopler / leanec Metline 6. Pita pengukur LILA 7. Tensi meter 8. Stetoskope Persiapan 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan 2. Mendata Ibu hamil Resti Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kunjungan ke rumah ibu hamil resti Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemberian pelayanan sesuai kebutuhan Pencatatan hasil pelayanan antenatal care Memberikan pelayanan tindak lanjut sesuai dengan resiko ibu hamil 7. Konseling 8. Pencatatan dan pelaporan 6 Unit Terkait Kader kesehatan, Bidan, dokter Kerangka Acuan Ibu Nifas A. Pendahuluan Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Salah satu tugas pelaksana pelayanan KIA yaitu untuk melakukan pemeriksaan ibu dan bayinya selama masa nifas. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah 6 jam setelah persalinan. Selanjutnya diperlukan 3 kali pemeriksaan nifas, yaitu pada hari ke-3, ke-14, ke-40 setelah persalinan. Dengan tujuan supaya kesehatan ibu dan bayi tetap terkontrol dan bisa mengetahui tanda bahaya yang mungkin timbul dan apa yang perlu dilakukan bila hal tertebut terjadi. B. LATAR BELAKANG Masa nifas, yang berlangsung selama 6 minggu setelah persalinan, merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60 % kematian ibu terjadi segera setelah lahir, dan hampir 50 % dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama setelah persalinan. Hal ini tidak berbeda pada bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu pertama setelah kelahiran. Pemantauan ketat, perawatan ibu dan bayi, serta konseling oleh Bidan akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut TUJUAN 6 jam pertama setelah persalinanv Menilai perdarahan§ Memeriksa bayi untuk pertama kali§ Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi§ Memastikan bayi tetap hangat dan diberi ASI§ 3 hari setelah persalinanv Menilai infeksi dan perdarahan§ Memberitahu ibu tentang tanda bahaya dan cara perawatan dirinya.§ Menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari setelah persalinan.§ Kunjungan pada minggu keduav Memeriksa involusi uterus§ Memeriksa keadaan bayi§ Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya selama sisa masa nifas, termasuk KB dan pencegahan infeksi saluran reproduksi.§ Minggu keenamv Mengenali tanda bahaya, bila ada.§ Membahas KB, menyusui bayi dengan ASI, dan perawatan bayi selanjutnya.§ KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Menentukan tindakan yang tepat - Mencatat hasil pelayanan E. CARA PELAKSANAA Kegiatan pemeriksaan ibu nifas di gedung dilaksanakan di ruang KIA Puskesmas Kalimas - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah pada ibu nifas dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bagi ibu dan bayi selama masa nifas, yaitu 40 hari setelah persalinan. G. JADWAL - Di dalam gedung setiap hari kerja di Ruang KIA Puskesmas Kalimas - Di luar gedung, setiap kegiatan Posyandu di kunjungan desa dan kunjungan rumah di tentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, tanda bahaya pada masa nifas dapat segera ditangani, cakupan target ibu nifas terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada ibu nifas KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI 1. Latar Belakang Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan pernikahan. Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.. 2. Kegiatan Yang Dilaksanakan Uraian Kegiatan Kegiatan dilakukan dengan mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin di KUA Kecamatan Pontianak Timur. 3. Tujuan Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan Reproduksi, yaitu untuk memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin mengenai Imunisasi TT, Kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 4. Indikator Keluaran dan Hasil a. Indikator Keluaran Banyaknya pasangan calon pengantin yang hadir pada kegiatan penyuluhan tersebut. b. Indikator Hasil Meningkatnya pengetahuan pasangan calon pengantin tentang Imunisasi TT, kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 5. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dengan cara penyuluhan Kesehatan Reproduksi dengan cara ceramah, diskusi, serta tanya jawab. 6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di gedung KUA Kecamatan Pontianak Timur. 7. Pelaksana Pelaksanan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan oleh 2 dua orang petugas. 8. Jadwal dan Biaya Kegiatan a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Dilaksanakan pada setiap hari Rabu setiap minggunya. b. Biaya Pelaksanaan Kegiatan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu KAK KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN NEONATAL RESTI A. PENDAHULUAN Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaikbaiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik. B. LATAR BELAKANG Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu diantaranya sebagai berikut 1. BBLR 2. asfiksia neonatorum 3. sindrom, gangguan pernafasan 4. ikterus 5. perdarahan tali pusat 6. kejang 7. hypotermi 8. hypertermi 9. hypoglikemi 10 tetanus neonatorum C. Tujuan Tujuan Umum Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pemantauan bayi dengan resiko tinggi , menilai dan meningkatkan kemampuan ibu dan keluarga dalam merawat bayi dengan resiko tinggi sehingga bayi mendapatkan perawatan dengan Optimal. Tujuan Khusus 1. Menurunkan angka kematian bayi dan balita 2. Ibu dan keluarga menjadi trampil merawat bayi D. Keluaran yang diharapkan Indikator Keluaran Menurunnya Angka kematian bayi di kecamatan jangkar dan seluruh bayi dengan komplikasi mendapatkan pelayanan Tenaga Kesehatan sesuai target MDGs Keluaran Laporan hasil kegiatan pentauan bayi dengan resiko tinggi E. Cara Pelaksanaan Kegiatan a. Metode Pelaksanaan - Penemuan Kasus - Pemantauan - KIE keluarga tentang tata cara perawatan bayi b. Tahapan kegiatan - Persiapan sasaran - Pelaksanaan Kegiatan - Pelaporan F. SASARAN Bayi dengan resiko tinggi G. JADWAL PELAKSANAAN BULAN...............2016 H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan oleh ketua tim PMKP terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu, baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta workshop yang tercermin dalam diskusi yang aktif. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN - Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap pelaksanaan workshop Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan. J. Biaya Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada DIPA TP BOK tahun 2015 Satker Dinas Kesehatan Ka
kunjungan rumah ibu hamil